Beranda | Artikel
Mengajarkan Adab Meminta Izin Kepada Anak
Minggu, 30 Desember 2018

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Mengajarkan Adab Meminta Izin Kepada Anak adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan tentang cara mendidik anak secara Islami (fiqih pendidikan anak). Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. pada 8 Rabbi’ul Awwal 1439 H / 27 November 2017 M.

Download mp3 kajian sebelumnya: Tujuan Pendidikan Seksual Untuk Anak

Kajian Tentang Mengajarkan Adab Meminta Izin Kepada Anak

Pada beberapa silsilah yang lalu, kita telah memaparkan bahwa salah satu konsep Islam untuk mengajarkan pendidikan seksual kepada anak adalah anak diajari adab meminta izin. Itu poin yang pertama saat itu ketika kita membahas tentang fiqih pendidikan anak silsilah nomor 98. Hanya saja pada kesempatan tersebut, kita baru membahas secara global bahwa anak dianjurkan untuk meminta izin ketika akan memasuki kamar orang tuanya atau memasuki kamar orang dewasa yang lainnya. Itu baru secara global dan saat itu kita janjikan InsyaAllah pada saatnya akan kita terangkan secara rinci. Alhamdulillah kita bisa memenuhi apa yang sudah kita rencanakan untuk membahas secara rinci mengenai adab meminta izin.

Kita perlu mengeetahui bahwa mengenai meminta izin ini, Islam membagi usia anak menjadi dua fase. Yang pertama adalah ketika anak mulai tamyiz, kemudian fase yang kedua adalah ketika anak sudah baligh. Hukum mengenai adab minta izin ini berbeda antara dua fase tersebut.

Apa itu Tamyiz?

Tamyiz adalah usia disaat anak sudah bisa membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat, mana yang membahayakan dan mana yang tidak membahayakan. Contohnya api, untuk anak usia satu tahun, sudah bisa membedakan? Belum. Dia tidak tahu kalau itu sesuatu yang bahaya. Pisau yang tajam, ketika anak usia dua tahun memegang pisau, itu berbahaya karena dia tidak tahu bagaimana efek negatif yang akan ditimbulkan oleh pisau. Berarti anak ini belum tamyiz. Jadi tamyiz itu adalah usia dimana anak sudah bisa membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat, mana yang berbahaya dan mana yang tidak berbahaya.

Pada usia berapa tahun anak itu tamyiz? Para ulama kita menjelaskan, ada sebagian ulama membatasi usia sekian sampai sekian. Namun kalau kita perhatikan, ternyata dari satu anak dengan anak yang lainnya berbeda. Ada yang tamyiznya gasik (lebi cepat), ada yang tamyiznya telah. Dan itu mungkin juga tergantung kepada bagaimana orang tua memberikan pendidikan kepada anak itu, bagaimana fasilitas belajar tersedia di hadapan anak? Buku, tayangan, audio, kemudian penjelasan dari orang tua, itu sangat tergantung dengan itu.

Maka dari itu, ada sebagian anak usia lima tahun sudah tamyiz. Bahkan pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada sebagian anak-anak pada saat itu yang pada usia lima tahun sudah belajar hadits kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berarti dia sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak.  Lima tahun sudah belajar hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika beliau menyampaikan hadits itu kepada orang lain, hadis tersebut sudah bisa diterima dan sudah dianggap anak itu bisa merekam dengan baik apa yang dia dengar dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan ada sebagian anak, usia tamyiznya pada usia tujuh tahun. Makanya Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ

Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun” (HR.Abu Daud dan Ahmad)

Sehingga mulai anak tamyiz berbeda-beda antara satu anak dengan anak yang lain. Usia tamyiz ini sampai kapan? Usia tamyiz ini akan dianggap berhenti ketika anak sudah baligh.

Adab Meminta Izin pada Usia Tamyiz

Jadi kalau anak sudah sampai usia tamyiz, ketika dia akan masuk ke kamar orang tuanya atau orang dewasa yang lainnya selain orang tuanya, dia harus meminta izin di tiga waktu. Yaitu:

  • sebelum shalat subuh
  • diwaktu istirahat siang
  • setelah shalat Isya’

Dalil yang melandasi adab tersebut, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surat An-Nur ayat 58:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ۚ مِّن قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُم مِّنَ الظَّهِيرَةِ وَمِن بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ۚ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَّكُمْ ۚ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ ۚ طَوَّافُونَ عَلَيْكُم بَعْضُكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّـهُ لَكُمُ الْآيَاتِ ۗ وَاللَّـهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ ﴿٥٨﴾

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya’. Tiga waktu itu adalah aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nur[24]: 58)

Kenapa pada tiga waktu ini?

Perhatikan baik-baik, Allah berfirman, “Tiga waktu itu adalah aurat bagi kamu.” Maksudnya adalah pada saat itu aurat orang tua biasanya terbuka. Ini menunjukkan bahwa hendaknya muslim dan muslimah tidak sembarangan ketika membuka aurat. Ada waktu-waktu khusus di tempat-tempat khusus. Lain soal ketika sekarang kenyataannya banyak orang yang membuka aurat di sembarang tempat dan disembarang waktu. Jangankan di dalam rumah, di pasar saja membuka aurat. Di tempat kerja membuka aurat, di kantor membuka aurat, di jalan raya membuka aurat. Dan ini tidak seuai dengan tuntunan Islam.

Maka dari itu Allah menyebutkan bahwa diwaktu-waktu tadi adalah aurat buat kalian. Maksudnya ditiga waktu itu kalian auratnya biasa terbuka. Kenapa biasa terbuka? Karena di dalam kamar. Kalau di dalam kamar, berarti yang boleh melihat adalah suami atau istri. Berarti kalau di luar-luar sana, tidak boleh.

Simak penjelasannya pada menit ke-13:17

Simak Penjelasan Lengkap dan Download mp3 Kajian Tentang Mengajarkan Adab Meminta Izin Kepada Anak


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45555-mengajarkan-adab-meminta-izin-kepada-anak/